Profil SMA KATOLIK RICCI II

Kemajuan suatu bangsa sangat tergantung pada sumber daya manusia yang dimiliki dan struktur pendidikannya. Untuk menuju ke sana, Negara telah bertekad mencerdaskan kehidupan bangsa, yang termuat dalam UUD 1945. Yayasan Ricci terpanggil untuk turut serta membantu program dan tujuan Negara dalam pemerataan pendidikan.

Pada Februari 1993, Yayasan Ricci memperoleh dukungan dari masyarakat sekitar dan mendapat izin mendirikan SMA KATOLIK RICCI II di Pondok Aren Tangerang, serta mendapat izin operasional dari Kantor Wilayah Depdikbud Provinsi Jawa Barat untuk menerima peserta didik dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada 29 Juli 1993 dengan nomor surat 404/I 02/Kep/E 93. Peresmian gedung dilakukan oleh ibu Try Sutrisno.

Berdiri dengan 4 lantai dengan 24 lokal untuk  ruang kelas, laboratorium, kantor, dan ruang pertemuan dengan lingkungan yang asri, sejuk, dan tenang sangat mendukung akan proses pembelajaran. Pada tahun pertama, SMA KATOLIK RICCI II menerima 25 peserta didik. Perkembangan jumlah siswa memang tidak terlalu signifikan, namun yang menggembirakan adalah mutu kelulusan dan nilai UNBK yang baik, sangat memungkinkan diterima di berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta favorit dan ternama. Berbagai kemudahan dari perguruan tinggi diperoleh karena prestasi akademik maupun nonakademik. Perguruan tinggi yang dipilih pun berkelas. Indikator kelulusan adalah IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) di perguruan tinggi cukup tinggi dan lulus tepat pada waktunya.

Pada 2019, SMA KATOLIK RICCI II telah merayakan perayaan pesta perak yang ditandai dengan perayaan syukur. Acaranya sederhana tetapi sangat berkesan. Berbagai apresiasi dan ucapan diterima atas perjalanan 25 tahun dalam mendidik, mencerdaskan, dan menyiapkan generasi penerus bangsa yang unggul.

Selain mencerdaskan masa depan bangsa, SMA KATOLIK RICCI II sangat peduli akan peningkatan sumber daya manusia; tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Hal ini sesuai dengan program pemerintah 5 tahun ke depan. Pendidik yang kompeten dalam profesinya, muda, inovatif, produktif, tanggap, dan selalu mengikuti perkembangan teknologi adalah model pendidik masa kini. Berbagai pelatihan, seminar, dan workshop diikuti dan diselenggarakan.

Untuk membentuk manusia Indonesia yang seutuhnya pada peserta didik, berbagai kegiatan diselenggarakan baik intrakurikuler, ekstrakurikuler(olah raga, kesenian, dan keterampilan), maupun kegiatan lain yang sifatnya mendukung perkembangan kepribadian peserta didik; live in, camping, LDK, kegiatan kerohanian (retret, rekoleksi, misa, pelayanan gereja), karyawisata, pentas seni, paskibra, paduan suara, keterampilan, serta mengikuti lomba (akademik-nonakademik). Dengan kegiatan itulah kepribadian siswa terbentuk, sehingga menjadi insan Ricci yang dapat menghargai orang lain (Respect), berperilaku dan bertindak dengan baik dan benar (Integrity), peduli pada sesama (Caring), bangga pada almamater dan Negara (Citizenship) serta mempunyai ide dan prakarsa yang cemerlang (Initiative).

Bidang sarana selalu mengiringi fokus kebijakan yang diterapkan. Semua yang masih standard pelan-pelan diubah dan dimodernisasikan, menyesuaikan perkembangan zaman. Semua ruang ber-AC, pengadaan fasilitas penunjang pembelajaran, laboratorium, perangkat multimedia di setiap ruang, local area network, dan internet adalah fasilitas yang tersedia. Untuk kesehatan dan kebugaran warga sekolah, tersedia berbagai fasilitas olahraga; basket, sepakbola, badminton, volley, futsal, dan tenis meja. Sangat memungkinkan sekali untuk keseimbangan perkembangan fisik, mental, dan kecerdasan peserta didik. Fasilitas umum lain yang tersedia adalah tempat parkir luas, yang dapat menampung kendaraan roda 4 dan sepeda motor peserta didik.  

Dalam memenuhi standar kesehatan dalam kenormalan baru, sekolah telah membuat beberapa fasilitas kesehatan apabila pembelajaran tatap muka mulai diberlakukan. Penambahan tempat cuci tangan, pengadaan handsanitizer serta pengukur suhu, peningkatan kebersihan toilet, dan lain-lain yang tujuannya untuk protokol kesehatan dalam kenormalan baru.